Ketika aku pergi nanti,
Jangan cari keberadaanku,
Karena kau tak akan menemukanku.
Jangan tunggu kepulanganku,
Karena aku tak kan pernah kembali.
Jangan harap kita bersama lagi,
Karena memang harus seperti itulah adanya.
Karena kau tak akan menemukanku.
Jangan tunggu kepulanganku,
Karena aku tak kan pernah kembali.
Jangan harap kita bersama lagi,
Karena memang harus seperti itulah adanya.
Seperti katamu
"Aku siap, kapan pun kau tinggalkan"
Seperti itu pula kesiapanku intuk meninggalkanmu.
Seperti itu pula kesiapanku intuk meninggalkanmu.
Tidak ada tangis kesedihan,
Karena pasti kita akan bahagia.
Karena pasti kita akan bahagia.
-EM-
Mbak aku mewek bacanya ��������
BalasHapusKeingat alm tunangan yang pernah bilang gitu juga cuma aku gak nyadar kalo itu pergi selamanya, karena kupikir dia cm mau mudik ke korea �� skenario hidup gak ada yang tahu
Waah kali ini puisi mba :). Bagus, walo sedih. Apa aku yg sedang sensitif ya? Mama ku baru meninggal tgl 11 agustus kmrn, jadi baca ini, lgs keinget mama :( .
BalasHapusSedih, tapi pelampianku selalunya ke blog. Menulis buatku bisa mengalihkan perasaan2 sedih begini.
ini sepertinya cocok buat kisahku dengan mantanku yang sebelumnya hahaha.
BalasHapusmba Ery ga lagi patah hati atau galau kan heheheh, atau lagi mengenang masa lalu tentang si mantankah heheheh?
Wah menulis dengan penuh perasaan. Setiap orang pada akhirnya Akan pergi. Yg ditinggalkannya Akan selalu terkenang
BalasHapusAkutu termasuk yang meyakini, kalau kita yakin sudah memberikan yang terbaik, pasti sudah siap untuk ditinggalkan dan meninggalkan.
BalasHapusInsya Allah...
Kadang kepikiran begini kak Ery...
BalasHapus"Lebih enak meninggalkan daripada ditinggalkan yaa..."
Berasa sedihnya mendalam kalau ditinggalkan.
Padahal...
Semua itu sudah suratan takdir yaa...
Dua hari lalu aku baru ditinggalkan guru, orangtua, sudah kayak bapak sendiri, sekaligus sahabatku. Sedih sampai sekarang makanya jadi nggak enak badan kak, kepikiran. Sedih ya kak ditinggalkan, tapi ktia semua pasti akan pergi pada waktunya
BalasHapus