![]() |
Poster film Kartini |
Menonton film berlatar sejarah atau tokoh yang ada dalam kehidupan nyata adalah salah satu kegemaran saya. Apalagi kalo di balik film itu ada pekerja-pekerja seni yang memang mumpuni dan berkelas. Salah satunya adalah film Kartini karya Hanung Bramantyo yang tayang sejak tanggal 19 April 2017 lalu.
Sebagai penikmat film dan pengamat film abal-abal saya kagum pada film ini. Sinematografinya keren, totalitas para pemain patut diacungi jempol. Adalah Dian Sastro, Christine Hakim, Dedy Sutomo, Jenar Maesa Ayu dan yang lainnya. Usaha mereka dalam mendalami peran masing-masing, hingga harus bisa bahasa Jawa dan Belanda di hampir sepanjang durasi film membuat saya kagum. Dari segi kualitas pemain, film ini memang tidak diragukan lagi. Salut!
Dari cerita filmnya sendiri, interpretasi bisa tergantung siapa yang menonton. Saya pribadi menangkap penggambaran Kartini sebagai sosok yang anti mainstream pada zamannya. Dia berlaku tidak selayaknya wanita pada masanya, mendobrak segala aturan yang menyangkut tradisi atau adat istiadat, baik lewat tulisan, lisan dan perbuatan. Maka dari itu judul dari tulisan saya ini : Kartini Menggugat Adat Istiadat.